PASTEURISASI SUSU KEDELAI
🥛 Pasteurisasi dalam Pengolahan Susu Kedelai
Pasteurisasi adalah proses perlakuan panas yang krusial dalam produksi pangan, terutama untuk produk cair seperti susu kedelai. Tujuannya adalah untuk memperpanjang masa simpan dan menjamin keamanan produk bagi konsumen.
1. Tujuan Utama Pasteurisasi Susu Kedelai
Proses pasteurisasi pada susu kedelai memiliki beberapa tujuan utama, yaitu:
Membunuh Mikroorganisme Patogen: Ini adalah tujuan terpenting. Pasteurisasi menggunakan suhu di bawah (biasanya hingga ) untuk membasmi sebagian besar bakteri, ragi, dan kapang patogen (penyebab penyakit) tanpa merusak nilai gizi secara signifikan.
Mengurangi Jumlah Mikroba Pembusuk: Proses ini juga menekan jumlah mikroorganisme pembusuk yang dapat menyebabkan perubahan rasa, aroma, dan tekstur (misalnya, menjadi asam atau menggumpal) sehingga memperpanjang umur simpan (shelf life) susu kedelai.
Menginaktivasi Enzim: Panas dapat merusak aktivitas enzim tertentu dalam susu kedelai yang bertanggung jawab atas percepatan degradasi atau penurunan kualitas, seperti enzim yang menyebabkan bau langu atau rasa tidak enak.
Mempertahankan Kualitas Organoleptik: Dengan menggunakan suhu yang terkontrol (tidak sampai mendidih dalam waktu lama), pasteurisasi berupaya mempertahankan sifat fisik (tekstur, kekentalan, warna) dan cita rasa susu kedelai semaksimal mungkin.
2. Metode Pasteurisasi yang Umum
Ada dua metode pasteurisasi yang umum digunakan, termasuk dalam skala industri maupun pendidikan (seperti di SMK):
Setelah proses pemanasan selesai, susu kedelai harus segera didinginkan (di bawah ) untuk mencegah pertumbuhan kembali bakteri yang tersisa dan mempertahankan kualitas.
🏫 Contoh Nyata di SMK Negeri 1 Kedawung Sragen Jurusan APHP
Di Jurusan Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian (APHP) SMK Negeri 1 Kedawung Sragen, pasteurisasi susu kedelai adalah bagian integral dari praktik pengolahan produk. Hal ini dilakukan untuk menghasilkan produk kewirausahaan (Technopark) yang aman, bermutu, dan layak jual.
A. Tahapan Praktik Pasteurisasi Susu Kedelai
Siswa APHP akan melakukan praktik pasteurisasi sebagai berikut:
Pengolahan Awal: Siswa membuat sari kedelai (ekstrak) melalui proses perendaman, pengupasan, penggilingan, dan penyaringan. Sari kedelai ini kemudian dimasak (direbus) hingga mendidih dan ditambahkan pemanis atau perisa.
Pengemasan Aseptik (Hot Filling): Susu kedelai yang masih panas setelah dimasak segera dimasukkan ke dalam botol atau kemasan yang sudah disterilkan pada suhu yang masih tinggi (misalnya - ). Tahap ini sudah mengurangi risiko kontaminasi awal.
Proses Pasteurisasi (In-Pack Pasteuriation): Susu kedelai yang sudah dikemas dalam botol kemudian dipasteurisasi ulang secara batch menggunakan teknik LTLT (Low Temperature Long Time) untuk memastikan semua patogen terbunuh.
Peralatan: Siswa menggunakan bak air panas yang dilengkapi termometer dan pengatur waktu (timer) untuk mengontrol suhu dan waktu dengan tepat.
Pelaksanaan: Botol-botol susu kedelai direndam dalam air panas pada suhu selama 30 menit.
Pendinginan Cepat (Chilling): Setelah pasteurisasi selesai, botol-botol segera diangkat dan didinginkan secara cepat menggunakan air mengalir atau bak es batu hingga suhu produk mencapai - . Ini sangat penting untuk menghentikan efek panas dan mencegah pertumbuhan mikroba yang lolos dari pasteurisasi.
Penyimpanan: Produk akhir kemudian disimpan pada suhu dingin (refrigerasi) sebelum dipasarkan.
B. Manfaat Edukasi dan Bisnis bagi Siswa
Praktik pasteurisasi ini memberikan manfaat ganda bagi siswa APHP:
Penerapan Ilmu Gizi dan Keamanan Pangan: Siswa memahami bahwa pasteurisasi adalah teknik minimal yang efektif untuk membunuh patogen tanpa merusak protein atau komponen gizi utama susu kedelai secara berlebihan, sekaligus menjamin produk aman dikonsumsi.
Keterampilan Kontrol Mutu: Siswa belajar pentingnya kontrol suhu dan waktu yang akurat ( dan ) sebagai Critical Control Point (CCP) dalam sistem HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Point) untuk produksi pangan.
Peningkatan Daya Saing Produk: Susu kedelai hasil praktik memiliki masa simpan yang lebih panjang (misalnya, 3-7 hari dalam lemari es) dibandingkan susu kedelai mentah atau yang hanya direbus biasa. Ini adalah nilai tambah penting untuk produk kewirausahaan sekolah.
Dengan demikian, proses pasteurisasi di SMK Negeri 1 Kedawung tidak hanya mengajarkan teori, tetapi juga memberikan keterampilan teknis yang langsung relevan dengan standar keamanan dan kualitas industri pengolahan hasil pertanian.
Apakah Anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang perbedaan hasil antara pasteurisasi LTLT dan HTST pada kualitas susu kedelai?
Komentar
Posting Komentar